Minggu, 15 Juni 2008

sistem pakar52

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR
DALAM BIDANG FARMAKOLOGI DAN TERAPI
SEBAGAI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERBASIS WEB


SYIFAUN NAFISAH
Mahasiswi angkatan 1997/1998
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
E-mail : Syifaun@yahoo.com


NAZRUL EFFENDY, ST., MT
Staf Pengajar Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada


E-mail : nazrul.e@lycos.com

ABSTRAKSI

Dalam bidang kedokteran, farmakologi mempunyai
tujuan agar obat dapat digunakan secara rasional yaitu
meliputi cara pemberian obat terhadap seorang pasien
suatu penyakit sesuai dengan jenis penyakit dan dosis
serta cara penggunaannya untuk maksud pencegahan,
diagnosis, dan pengobatan penyakit (terapi), demi
keamanan dan khasiat terapi yang diharapkan.

Mengingat banyaknya obat yang beredar khususnya di
Indonesia, yang belum memenuhi syarat product insert
yang baik, sementara daya ingat manusia khususnya
seorang dokter atau paramedis non dokter mempunyai
kapasitas yang terbatas untuk mengingat semua jenis obat
yang beredar beserta dosis dan cara penggunaannya, maka
perlu dibuat program sistem pakar sebagai alat bantu bagi
dokter maupun tenaga paramedis non dokter untuk
mendiagnosa penyakit berdasarkan gejala-gejala yang
dialami pasien. Hasil diagnosa penyakit ini kemudian
akan disesuaikan dengan kondisi pasien untuk dijadikan
dasar penggunaan obat maupun terapi yang akan
diberikan kepada pasien sebagai tindakan medis yang
akan ditempuh.

Jenis representasi pengetahuan dalam sistem ini adalah
menggunakan production rules dengan menggunakan
metode pelacakan forward chaining. Program ini
memanfaatkan media World Wide Web (WWW) dengan
menggunakan media komunikasi Common Gateway
Interface (CGI). Tujuannya yaitu agar program dapat
diakses secara bebas, sehingga diharapkan akan terjadi
pertukaran informasi untuk memperlengkap informasi
yang telah ada. Implementasi sistem pakar bidang
farmakologi dan terapi ini menggunakan teknik
pemrograman prosedural berorientasi obyek
menggunakan bahasa perl (practical and extraction report
language) versi 5.005_03 for MSWin32-x86-object

dengan Ultra Edit
®
Professional Text/HEX Editor Versi
7.20a sebagai editornya. Program masih berupa prototype
dan hanya merupakan alat bantu berpikir dalam bidang
farmakologi dan terapi sehingga bukan satu-satunya
faktor penentu terciptanya pelayanan kesehatan yang
optimal.

PENDAHULUAN

Perkembangan industri yang semakin cepat dan
persaingan antar perusahaan yang semakin global
menuntut setiap perusahaan untuk mampu
mengembangkan sistem pengambilan keputusan yang
cepat, akurat dan handal. Aktifitas pengambilan
keputusan ini banyak melibatkan pakar. Proses
pengambilan keputusan ini disamping memakan biaya
yang cukup besar juga tidak selalu mudah mendapatkan
pakar pada saat dibutuhkan maupun kualifikasi
kepakarannya. Dengan semakin berkembangnya sistem
pakar, penerapan sistem pengambilan keputusan semakin
berkembang luas, karena sistem pengambilan keputusan
sering digunakan dalam sistem pakar untuk menentukan
solusi dari suatu permasalahan yang akan ditempuh.
Perkembangan ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi
komunikasi data menggunakan jaringan komputer
(computer network) yaitu jaringan dari sistem komunikasi
data yang melibatkan sebuah atau lebih sistem komputer
yang dihubungkan dengan jalur transmisi alat komunikasi
yang membentuk suatu sistem. Network merupakan cara
yang sangat berguna untuk mengintegrasikan sistem
informasi dan menyalurkan sistem informasi dari satu
area ke area lainnya (Jogiyanto, 1995). Dengan teknologi
komunikasi menggunakan jaringan komputer (computer
network) ini dimungkinkan terjadinya pertukaran
informasi baru dari suatu daerah ke daerah lain, sehingga
semakin memperluas penyebaran informasi tentang sistem
pakar dan sistem pengambilan keputusan. Penyebaran
informasi inilah yang menjadikan semakin


berkembangnya sistem pakar dan sistem pengambilan
keputusan.

Sistem pakar merupakan program komputer yang
meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk
menyelesaikan suatu masalah yang spesifik (Turban,
1995). Implementasi sistem pakar banyak digunakan
untuk kepentingan komersial karena sistem pakar
dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar
dalam bidang tertentu ke dalam program komputer
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keputusan
dan melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu
implementasi yang dapat diterapkan adalah dalam bidang
farmakologi dan terapi.

Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari
pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan
fisika, komposisi, efek fisiologi dan biokimia, mekanisme
kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi dan
penggunaan obat. Farmakologi merupakan sub bidang
ilmu yang dipelajari dalam bidang farmasi maupun bidang
kedokteran. Dalam bidang kedokteran ilmu ini dibatasi
tujuannya agar obat dapat digunakan secara rasional untuk
maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.
demi keamanan dan khasiat terapi yang diharapkan.
Penggunaan obat secara rasional yang dimaksudkan
adalah pemberian obat terhadap seorang pasien suatu
penyakit sesuai dengan jenis penyakit dan dosis serta cara
penggunaannya, karena kesalahan pemberian obat dapat
berakibat fatal dan membahayakan jiwa seorang pasien.
Kesalahan pemberian obat yang sering terjadi justru
bukan karena kesalahan diagnosis, melainkan lebih sering
dikarenakan kurang diperhatikannya dosis dan cara
pemakaian obat yang tidak disesuaikan dengan kondisi
pasien. Hal ini disebabkan karena banyaknya obat yang
beredar sekarang ini khususnya di Indonesia, yang belum
memenuhi syarat product insert yang baik, sementara
daya ingat manusia khususnya seorang dokter atau
paramedis non dokter mempunyai kapasitas yang terbatas
untuk mengingat semua jenis obat yang beredar beserta
dosis dan cara penggunaannya, sehingga pemberian obat
kadang hanya bersifat uji coba. Sifat uji coba ini justru
akan menimbulkan efek samping negatif yang merugikan
baik bagi pasien suatu penyakit maupun bagi seorang
dokter atau paramedis non dokter itu sendiri.

Untuk alasan tersebut diatas, maka perlu dibuat
program komputer yang berkecerdasan untuk
mendiagnosa penyakit. Hasil diagnosa penyakit ini akan
dijadikan dasar penggunaan obat yang akan diberikan
kepada pasien sebagai tindakan medis yang akan
ditempuh. Penggunaan obat yang dimaksud disini
meliputi jenis obat, dosis dan cara penggunaanya yang
disesuaikan dengan kondisi pasien. Program tersebut
akan dihubungkan dengan internet dengan menggunakan
media World Wide Web (WWW), yaitu suatu sistem

terdistribusi berbasis hypertext yang merupakan metode
untuk menyimpan, memanggil dan menampilkan
informasi berdasarkan pada pemrosesan kekuatan
komputer (Widodo, D., 1995). Tujuan penggunaan media
World Wide Web (WWW) adalah agar program ini dapat
diakses secara bebas, sehingga diharapkan akan terjadi
pertukaran informasi untuk memperlengkap informasi
yang telah ada. Sehingga diharapkan dengan
pengembangan implementasi sistem pakar dalam bidang
farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan
keputusan berbasis web ini akan membantu dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

STUDI PUSTAKA

Sistem pakar dikembangkan oleh komunitas artificial
intelligence pada pertengahan tahun 1960. Pada periode
ini, penelitian tentang artificial intelligence didominasi
oleh adanya kepercayaan bahwa beberapa aturan-aturan
dari serangkaian pemikiran dengan memanfaatkan
kemampuan komputer dapat menghasilkan performansi
pakar atau setaraf dengan manusia super. Arah
pengembangan dari sub bidang artificial intelligence ini
adalah general-purpose problem solver (GPS).

General-purpose problem solver (GPS) merupakan
prosedur yang dikembangkan oleh Newell dan Simon
[1973] dari teori mesin logika, yang mempunyai tujuan
untuk menghasilkan suatu komputer “cerdas”. Inilah yang
kemudian dianggap sebagai pendahulu dari sistem pakar.
Pada pertengahan tahun 1960 terjadi pergeseran dari
general-purpose menjadi special-purpose program
dengan perkembangan dari DENDRAL yaitu suatu sistem
mengidentifikasi struktur molekul suatu komposisi kimia
yang dikembangkan oleh E. Feigenbaum di Stanford
University. Mulai saat itu para peneliti mengakui bahwa
mekanisme pemecahan masalah hanya merupakan
sebagian kecil dari suatu permasalahan yang komplek.

Mulai pertengahan tahun 1970, beberapa penelitian
tentang sistem pakar mulai dikembangkan. Berkaitan
dengan penelitian ini, yaitu dalam bidang kesehatan, tidak
banyak penelitian yang berhasil dikumpulkan. Hal ini
dikarenakan minimnya referensi dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Hasil penelitian yang dapat dikumpulkan
dan dijadikan sebagai bahan pembanding terhadap hasil
penelitian untuk mengukur unjuk kerja sistem pakar yang
sedang dibuat dalam penelitian ini antara lain :

1.
MYCIN
MYCIN dikembangkan di Stanford Medical School
pada tahun 1970 oleh Dr. Edward H. Shortliffe.
Program ini merekam diagnosa-diagnosa yang
berkaitan dengan infeksi pada darah dan
pengobatan-pengobatannya yang performansinya
setaraf dengan seorang pakar.
2.
CADUCEUS

CADUCEUS merupakan program sistem pakar untuk
mendeteksi penyakit.

3.
PUFF
Program sistem pakar ini merupakan program yang
digunakan untuk mengukur fungsi dari paru-paru.
4.
Toxic Master
Toxic Master dibuat di Universitas Bina Nusantara
oleh David, Elisa dan Antony pada tahun 1999.
Penekanan pada program ini adalah untuk
mendeteksi kandungan racun yang terserap oleh
tubuh.

SISTEM PAKAR DALAM BIDANG
FARMAKOLOGI DAN TERAPI

Implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi
dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan
berbasis web dibuat dengan dasar pemikiran sebagai
berikut : farmakologi dan terapi merupakan suatu sistem
yang besar dan komplek. Tugas farmakologi dan terapi
adalah mencari dasar penggunaan obat secara rasional
untuk tindakan medis yang tepat, cepat dan akurat pada
saat diperlukan. Dasar penggunaan obat tersebut
disesuaikan dengan diagnosis penyakit yang dilakukan
secara cermat berdasarkan keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh pasien. Implementasi farmakologi dan
terapi di lapangan secara konvensional dituangkan dalam
buku panduan yang dikeluarkan oleh dokter yang
bersangkutan dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
bertanggungjawab terhadap masalah farmakologi dan
terapi. Kenyataannya dengan menggunakan buku panduan
terdapat beberapa kelemahan diantaranya :


Prosedur yang tertulis sangat baku sehingga
memasung inovasi dan improvisasi operator.

Perlu dilakukan revisi secara berkala menyesuaikan
kondisi yang ada.

Kurang komunikatif bagi para operator yang belum
berpengalaman.
Kelemahan seperti ini menyebabkan tidak jarang para
operator melaksanakan tugasnya hanya didasarkan pada
pengetahuannya masing-masing, padahal tidak ada
jaminan mereka memiliki kemampuan yang sama
(Prakasa, 1996), khususnya dalam hal farmakologi dan
terapi. Oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem pengolah
informasi yang berkecerdasan untuk membantu tugastugas dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit pada saat
diperlukan untuk kemudian diambil keputusan
penggunaan obat yang sesuai.

Implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi
dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan
berbasis web diharapkan dapat digunakan untuk
mendukung terciptanya sistem informasi berkecerdasan
berbasis komputer dalam bidang kesehatan yang
mendudukkan paramedis non dokter dan mahasiswa
kedokteran sebagai dokter pada saat diperlukan dan

membantu tugas-tugas dokter dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Secara garis besar sistem pakar dalam bidang
farmakologi dan terapi dibuat dengan tuntutan untuk
melakukan tugas sebagai berikut : (1). Mengambil data-
data hasil pemeriksaan kondisi pasien, (2). Memasukan
dan membandingkan data-data tersebut ke dalam kaidahkaidah yang telah dituliskan dalam basis pengetahuan, (3).
Mendeskripsikan kondisi pasien berdasarkan kesimpulan
yang didapat dari hasil membandingkan seperti yang telah
dilakukan pada tugas (2). Deskripsi kondisi pasien
sebagai output sistem pakar dalam bidang farmakologi
dan terapi memuat kondisi umum pasien, diagnosis
penyakit dan terapi-terapi yang dapat dilakukan, baik
dengan obat, herbal maupun suplemen.

Implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi
dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan
berbasis web merupakan suatu program yang terdiri dari
dua jenis program. Kedua jenis program tersebut adalah
program konvensional dan program sistem pakar.
Program konvensional digunakan untuk proses iterasi dan
untuk mengolah basis data, sedangkan program sistem
pakar digunakan dalam proses inferensial dan untuk
mengolah basis pengetahuan. Adapun gambaran sistem
secara konseptual ditunjukkan Gambar 1.

SISTEM PAKAR DALAM BIDANG FARMAKOLOGI DAN TERAPI
Data-data hasil pemeriksaan
Program Konvensional
Modul
Identitas
Pasien
Modul
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Modul
Gejala-
gejala
Penyakit
Modul
Keadaan
Umum
Pasien
Sistem Pakar
Basis
Pengeta
huan
MESIN INFERENSI
Antarmuka Input
Yes-no Question
ANTAR-
MUKA
OUTPUT
Kondisi
Umum
Pasien
Terapi-
terapi
Diagnosis
Penyakit
Fakta-fakta Awal
Memori
Kerja
Basis
Data
Fasilitas
Penjelas
Penyimpangan
GAMBAR 1. GAMBARAN KONSEPTUAL SISTEM PAKAR BIDANG
FARMAKOLOGI DAN TERAPI (TURBAN, 1995)



PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem adalah penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan
yang utuh dan berfungsi. Tujuan dari perancangan secara
umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum
kepada pengguna tentang implementasi sistem pakar
dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung
pengambilan keputusan berbasis web. Teknik yang
digunakan pada desain implementasi sistem pakar bidang
farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan
keputusan berbasis web adalah teknik prototyping.

Mengingat farmakologi dan terapi merupakan suatu
cabang ilmu yang terus berkembang, maka perancangan
sistem yang akan dibuat menuntut keluwesan. Adanya
penambahan data-data terkomputerisasi maupun
perubahan data-data input diharapkan dapat diantisipasi
oleh sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi
sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web
tanpa pemrograman ulang. Namun demikian unsur
keamanan program dan faktor kecepatan program
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.

Perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk
physical system yang dirancang dalam bentuk bagan alir
sistem (systems flowchart), yang merupakan alat
berbentuk grafik yang dapat digunakan untuk
menunjukkan urutan-urutan proses dari sistem. Adapun
bentuk bagan alir dari sistem pakar bidang farmakologi
dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan
berbasis web ditunjukkan oleh Gambar 2.

BASIS PENGETAHUAN

Basis pengetahuan merupakan bentuk konfigurasi
tertentu dari semua pengetahuan yang didapatkan selama
proses akuisisi pengetahuan. Basis pengetahuan dapat
berisikan konsep maupun prosedur praktis
pengelompokkannya.

Basis pengetahuan yang dimiliki oleh sistem pakar
dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung
pengambilan keputusn berbasis web merupakan hasil
akuisisi terhadap beberapa sumber pengetahuan. Sumber
pengetahuan tersebut antara lain : (1). Buku DOI, data
Obat di Indonesia, Grafidian Jaya, edisi 9 tahun 1994, (2).
Buku Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, edisi
4 tahun 1995, oleh Ganiswarna, G.S., dkk, (3). Buku
Pedoman Penatalaksanaan Praktis kedaruratan Medik
oleh Purwadianto.A. dan Sampurna.B. , edisi revisi tahun
2000, (3). PC CD-ROM berjudul Integrative Medicine
Professional Access 2

Beberapa metode yang digunakan selama proses
akuisisi pengetahuan diatas tidak sepenuhnya
menghasilkan fakta-fakta yang dapat secara mudah
dikonversikan ke dalam bentuk kaidah-kaidah tertentu.
Agar dapat disusun dalam suatu bentuk kaidah maka
terlebih dahulu pengetahuan tersebut dibagi menjadi dua
bagian utama, yaitu bagian fakta dan bagian kesimpulan.
Selanjutnya bagian fakta sendiri dikelompokkan lagi
menjadi fakta-fakta yang lebih spesifik untuk kemudian

Tdk Ya
Diagnosis
Kontra indikasi
terhadap obat
?
Terapi-terapi
1
Terapi-terapi
n
File Basis Pengetahuan
Stop
Identitas Pasien, Keadaan
Umum, Riwayat Penyakit
Keluarga, Gejala-gejala
Kaidah Berbasis
Aturan
Tdk
Start
Ya Kaidah
telah sesuai
?
GAMBAR 2. BAGAN ALIR SISTEM

masing-masing kelompok fakta akan membentuk sebuah
kaidah yang memiliki sebuah kesimpulan tertentu.

Dalam setiap pengambilan keputusan penggunaan obat
maupun terapi-terapi lain didasarkan pada beberapa
pertimbangan antara lain : (1). Identitas Pasien meliputi
faktor umur dan jenis kelamin yang ada dalam identitas


pasien digunakan untuk mempertimbangkan jenis obat
dan dosis penggunaan obat, (2). Riwayat Penyakit
Keluarga yaitu berkaitan dengan faktor kontra indikasi
pasien, untuk menentukan jenis terapi yang akan
diberikan untuk tindakan medis, (3). Keadaan Umum
Pasien yang digunakan untuk menentukan bentuk dan
jenis terapi yang akan diberikan karena berkaitan dengan
kerjasama pasien untuk melaksanakan tindakan medis.

Jenis representasi pengetahuan yang dipilih untuk
mengkonfigurasikan fakta-fakta pengetahuan adalah
representasi jenis production rules. Representasi jenis ini
tersusun atas kaidah-kaidah yang mengikuti pola :

If Kondisi Then Aksi
Kondisi yang dimaksud adalah kondisi yang berupa
gejala-gejala penyakit dan keadaan umum pasien yang
didapat dari hasil pemeriksaan terhadap pasien.

BASIS DATA

Basis data dari sistem merupakan hasil pencatatan
input-input yang telah dilakukan. Basis data sistem dapat
dibaca dan diisi oleh pengguna pada saat menjalankan
sistem. Data-data yang diisikan ke dalam basis data
adalah identitas pasien, riwayat penyakit keluarga,
keadaan umum pasien dan gejala-gejala penyakit yang
dirasakan. Setelah proses pelacakan dan didapatkan
kesimpulan, hasil kesimpulan yang didapat juga akan
tersimpan dalam basis data.

Basis data tidak terhubung langsung dengan basis
pengetahuan maupun mesin inferensi, karena pada saat
memasukan data-data input tidak dilakukan pengolahan
data secara langsung. Maksud pengolahan disini adalah
suatu cara bagaimana memasukkan data ke dalam sistem
pakar sehingga dapat ditentukan tindakan medisnya.
Maka dari itu sistem harus memberikan keluwesan kepada
pengguna untuk menginterpretasikan data yang tercatat
pada basis data untuk dapat disesuaikan dengan masukan
yang dibutuhkan oleh sistem. Data identitas pasien,
riwayat penyakit keluarga dan keadaan umum pasien
dapat digunakan secara langsung untuk masukan pada
sistem, sedangkan nama penyakit dan gejala penyakit
harus diinterpretasikan menjadi bentuk yang dapat
dikenali sistem terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan
data masukan bagi sistem.

MESIN INFERENSI

Metode yang digunakan dalam sistem adalah metode
pelacakan ke depan (forward chaining) yaitu dimulai dari
sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala yang
dirasakan pasien sebagai masukan sistem untuk kemudian
dilakukan pelacakan sampai tercapainya tujuan akhir
berupa kesimpulan tindakan medis. Cara pelacakannya
diawali dengan pengkodean masing-masing fakta
masukan. Kode hanya diberikan kepada suatu fakta jika

salah satu fakta masukan sudah diisikan oleh pengguna.
Proses pencocokan kode masukan terhadap kaidah yang
juga sudah dikodekan terus berlangsung sampai pada
akhirnya ada kesesuaian kombinasi masukan dengan
kombinasi kode suatu kaidah. Bila tercapai kesesuaian
maka kaidah tersebut akan memanggil kesimpulan
berkode tertentu, untuk memberikan tanggapan terhadap
fakta masukan. Tanggapan itulah yang merupakan output
dari sistem

KESIMPULAN

Ada beberapa kemajuan yang dapat dicatat dengan
adanya penelitian tersebut diatas. Dibandingkan dengan
penelitian terdahulu, penelitian kali ini mulai
memanfaatkan sistem pakar untuk mendukung
pengambilan keputusan. Pada penelitian terdahulu lebih
ditekankan untuk kepentingan diagnosis sedangkan pada
penelitian kali ini lebih ditekankan pada kepentingan
tindakan medis baik berupa pencegahan maupun
pengobatan penyakit yang disesuaikan dengan kondisi
pasien. Disamping itu pemanfaatan media World Wide
Web memungkinkan program dapat diakses secara bebas
dengan maksud untuk mendapatkan pertukaran informasi
yang dibutuhkan. Manfaat yang dapat diberikan oleh
penelitian ini adalah sebagai berikut : (1). Membantu
paramedis non dokter dalam menentukan penyakit dan
jenis obat dari berbagai jenis penyakit sebagai tindakan
medis yang tepat agar penggunaan obat dapat dilakukan
secara rasional, (2). Memungkinkan paramedis non dokter
berlaku sebagai dokter sehingga pada suatu saat
dibutuhkan dapat mengambil tindakan yang tepat sesuai
dengan pengetahuan dan prosedur inferensi yang
dilakukan oleh seorang dokter, (3). Meningkatkan kualitas
keputusan yang akan diambil dalam tindakan medis yang
akan dilaksanakan, (4). Menangkap dan menyimpan
informasi tentang farmakologi dan terapi yang bernilai
bila ditinggalkan dokter-dokter dalam bentuk yang aktif
(knowledge base), (5). Mengintegrasikan sumber
pengetahuan farmakologi dan terapi yang tersebar pada
beberapa dokter, (6). Mampu menganalisis informasi dan
merekomendasikan solusi, (7). Membuat kepakaran
bidang farmakologi dan terapi semakin tersedia luas.

REFERENSI

[1] ________., DOI data Obat di Indonesia, Grafidian
Jaya, edisi 9., 1994. [2] ________., Farmakologi dan
Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, edisi 4., 1995. [3] Agung,
Gregorius., Membuat Homepage Interaktif dengan
CGI/Perl, PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta.,1999. [4] Nugroho, Eko., Pengenalan
Komputer, Andi Offset, Yogyakarta., 1993. [5] Turban,
Efraim., Expert System and Applied Artificial Intelligence,
Macmillan Publishing Company, New York., 1992. [6]
Turban, Efraim., Decision Support and Expert System,
Prentice-Hall International, Inc., Fourth Edition., 1995.

6